Mungkin
kata kasih sudah sering terdengar. Kasih adalah suatu kata yang
berlambang sebagi kekuatan positif. Hal ini tercemin di saat kita
mengucapkan sebuah kata kasih, contohnya di saat kita mengungkapkan
cinta (aku sangat mengasihimu), mengungkapkan syukur (terimakasih
Tuhan), kasih juga dapat di artikan sebagai ungkapan kepedulian
(kasihan kamu) dan tidak ada kasih yang salah ungkapan contohnya
tidak pernah ada kalimat yang seperti
ini “aku mengasihimu maka aku akan membunuhmu.”
Di dalam alkitab-pun kasih menjadi sebuah hukum. Hukum tersebut
adalah “Hukum Kasih” yang terdapat dalam injil “Matius 22 :
37-40.” Bahkan dalam kehidupan kita atau dalam ideologi negara
kita, tanpa di sadari kita menjunjung tinggi rasa kasih. Karena pada
dasarnya pasal yang terdapat dalam dada burung garuda berasal dari
mengasihi Tuhan (pasal 1) dan sesama (pasal 2-5).
Namun
apakah landasan mengapa kita mengasihi Allah Bapa ? sebelum kita
membahas itu mari kita membaca sejenak sebuah injil yang terdapat
dalam Titus 2 : 2-15 yang berbunyi : 2.
Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan. 3.
Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup
sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba
anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik 4.
dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, 5.
hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati
dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang. 6.
Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal 7.
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik.
Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, 8.
sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi
malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang
kita. 9.
Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, 10.
jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan
demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat
kita.11.
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. 12.
Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan
keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan
beribadah di dalam dunia sekarang ini 13.
dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan
penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus
Kristus,14.
yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari
segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.15.
Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan
segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.” Dalam pasal tersebut kita
sebagai laskar Kristus, kita dituntut untuk mengasihi sesama kareana
bawasannya akan mendapat kasih karunia Allah yang menyelamatkan (ayat
11). Tetapi apakah kita cukup hanya menasihi sesama kita ? ternyata
tidak, atau kita baca kitab yang kebetulan hampir berdekatan pasalnya
yaitu ijil Titus 3 : 4-8 yang berbunyi : 4.
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, 5.
pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan
baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian
kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, 6.
yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, 7.
supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya,
berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. 8.
Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin
menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah
sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik
dan berguna bagi manusia.”
Saudara
yang di kasihi Allah kita telah mengenal dan merayakan masa natal.
Teringat natal semasa saya masih kecil, saya berfikir natal identik
dengan sebuah santa dan hadiah. Namun apakah makna natal itu sendiri
? dalam kitab Titus 3 : 4-8 kita telah di ajari arti sebuah natal
yang sesungguhnya. Natal bukan hanya memberi sebuah hadiah, atau
perayaan semata. Natal dalam arti ini adalah pemberian penyelamatan.
Allah telah memberikan keselamatan yang
Cuma-Cuma terhadap kita, Allah rela turun ke dunia untuk
menyelamatkan kita,Allah hadir untuk merubah hidup kita.
Sekarang apakah kita akan akan menyia-nyiakan keselamatan dan kasih
yang telah di berikan kepada kita ? semuanya tergantung pada diri
kita sendiri untuk menyikapinya.
baca lainnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar